Jelaskan Pengertian Sanitasi: Apa, Mengapa, dan Bagaimana

Anna Utari

Sanitasi adalah salah satu hal yang sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan manusia. Namun, apa sebenarnya pengertian sanitasi? Mengapa sanitasi itu penting? Dan bagaimana cara menerapkan sanitasi yang baik? Artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan lengkap dan mudah dipahami.

Pengertian sanitasi berasal dari bahasa Latin, yaitu sanitas yang artinya sehat. [^1^] Secara umum, sanitasi adalah sebuah bidang yang membahas fasilitas dan pelayanan untuk membuang kotoran manusia seperti feses dan urine dengan aman. [^2^] Sanitasi juga mempromosikan mencuci tangan dengan sabun sebagai bagian dari higene. Tujuan sanitasi adalah melindungi kesehatan manusia dengan menyediakan lingkungan yang bersih yang akan menghentikan penularan penyakit, terutama melalui jalur fekal–oral. [^3^]

Sanitasi merupakan suatu cara dan upaya yang dilakukan untuk menghindari timbulnya suatu penyakit. Sanitasi ini merupakan perilaku manusia yang disengaja untuk membudayakan kebiasaan hidup bersih dan sehat untuk mencegah manusia terkontaminasi langsung dengan bahan-bahan kotor dan berbahaya dengan harapan bisa menjaga dan memperbaiki tingkat kesehatan manusia. [^4^] Sanitasi juga mencakup pengaturan semua variabel fisik yang mungkin berdampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan manusia, seperti air, udara, tanah, sampah, limbah, dan lain-lain.

Sanitasi merupakan hak asasi manusia atas air dan sanitasi diakui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2010. Sanitasi merupakan prioritas pembangunan internasional dan menjadi subjek Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 6. Kurangnya akses terhadap sanitasi tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga pada martabat manusia dan keselamatan pribadi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami pengertian sanitasi secara mendalam dan menerapkannya dengan baik.

Mengapa Sanitasi Penting?

Sanitasi penting karena dapat memberikan manfaat-manfaat berikut ini:

Mencegah Penyakit

Sanitasi yang baik dapat mencegah penularan penyakit yang disebabkan oleh kotoran manusia atau hewan, seperti diare, kolera, hepatitis, poliomielitis, schistosomiasis, dan trakoma. Diare, sebagai salah satu penyebab utama malnutrisi dan hambatan pertumbuhan pada anak, dapat dikurangi melalui sanitasi yang memadai. Menurut data WHO, sekitar 1,8 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit diare yang berkaitan dengan air minum yang tidak aman, sanitasi yang buruk, dan kebersihan yang kurang.

Sanitasi yang baik juga dapat mengurangi risiko infeksi parasit cacing yang dapat menimbulkan anemia, kekurangan gizi, gangguan pencernaan, dan gangguan perkembangan pada anak-anak. Selain itu, sanitasi yang baik dapat mengurangi paparan terhadap bahan kimia berbahaya atau racun yang dapat mencemari air minum atau tanah akibat limbah industri atau pertanian.

Meningkatkan Kualitas Hidup

Sanitasi yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup manusia dengan cara:

  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
  • Menjaga martabat dan rasa percaya diri
  • Menjaga keselamatan pribadi dari ancaman binatang liar atau orang jahat
  • Menghemat waktu dan biaya untuk mencari air bersih atau perawatan kesehatan
  • Menyediakan kesempatan untuk pendidikan, pekerjaan, dan pengembangan ekonomi

Sanitasi yang baik juga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan cara:

  • Meningkatkan kesejahteraan sosial dan kohesi masyarakat
  • Meningkatkan produktivitas dan pendapatan masyarakat
  • Mengurangi beban kerja dan biaya kesehatan pemerintah
  • Mengurangi dampak lingkungan dan sumber daya alam
  • Meningkatkan daya tarik pariwisata dan investasi

Bagaimana Cara Menerapkan Sanitasi yang Baik?

Sanitasi yang baik dapat diterapkan dengan cara-cara berikut ini:

Memilih Jenis Sanitasi yang Sesuai

Jenis sanitasi yang sesuai dapat dipilih berdasarkan beberapa faktor, seperti:

  • Ketersediaan air bersih dan sumber daya lainnya
  • Kondisi geografis, iklim, dan tanah
  • Kebutuhan dan preferensi masyarakat
  • Kemampuan teknis dan finansial masyarakat atau pemerintah
  • Peraturan dan kebijakan yang berlaku

Jenis sanitasi yang umum digunakan di dunia adalah:

  • Sanitasi konvensional: menggunakan sistem perpipaan untuk mengalirkan air kotor ke tempat pengolahan atau pembuangan. Contohnya adalah toilet flush, saluran pembuangan, septik tank, dan instalasi pengolahan air limbah.
  • Sanitasi non-konvensional: menggunakan sistem tanpa perpipaan untuk mengumpulkan, mengosongkan, mengangkut, mengolah, dan memusnahkan atau menggunakan kembali air kotor. Contohnya adalah toilet kering, kompos, biogas, dan tanaman pengolah air.
  • Sanitasi ekologi: menggunakan sistem yang meniru siklus alam untuk mengubah air kotor menjadi sumber daya yang berguna. Contohnya adalah toilet ekologi, wetland buatan, dan irigasi dengan air limbah.

Membangun Fasilitas Sanitasi yang Aman dan Layak

Fasilitas sanitasi yang aman dan layak dapat dibangun dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:

  • Lokasi: harus mudah diakses, aman dari banjir atau longsor, jauh dari sumber air bersih atau makanan, dan tidak mengganggu pemandangan atau bau.
  • Desain: harus sesuai dengan jenis sanitasi yang dipilih, memenuhi standar teknis dan kesehatan, mempertimbangkan aspek estetika dan ergonomi, dan memungkinkan perawatan dan pemeliharaan.
  • Bahan: harus sesuai dengan kondisi lingkungan dan iklim, memiliki kualitas dan daya tahan yang baik, mudah didapat dan murah, serta ramah lingkungan.
  • Pembangunan: harus melibatkan partisipasi masyarakat, menggunakan tenaga kerja lokal yang terampil, mengikuti rencana kerja yang jelas, serta mematuhi peraturan dan kebijakan yang berlaku.

Menjaga Kebersihan Fasilitas Sanitasi secara Rutin

Kebersihan fasilitas sanitasi secara rutin dapat dijaga dengan melakukan hal-hal berikut ini:

  • Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah menggunakan fasilitas sanitasi
  • Membersihkan toilet atau jamban dari kotoran atau sampah yang menempel
  • Mengosongkan tangki septik atau kompos secara berkala
  • Mengangkut atau memusnahkan limbah padat atau cair secara aman
  • Menggunakan atau memproses limbah menjadi pupuk atau energi secara higienis
  • Memonitor kualitas air limbah atau hasil olahan secara teratur
  • M